Jumat, 18 April 2008

Engkau Bersalah Kita Binasa

Andai kata tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan bisa berbicara, maka mereka akan berkata kepada manusia yang hidup sezaman dengan Nuh, "Gara-gara kalian berdosa kepada Tuhan, gara-gara kejahatan kalian besar di hadapan Tuhan dan kecenderungan hati kalian membuahkan kejahatan semata-mata, maka akibatnya kami pun ikut menanggung hukuman dan binasa bersama kalian." Tapi apa daya mereka tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa selain menerima "nasib" mereka. Walaupun Alkitab tidak menjelaskan kaitan secara langsung antara dosa manusia dengan keberadaan mahluk hidup lainnya selain kutuk seperti yang dikatakan di Kejadian 3 : 17, tetapi melalui kisah air bah ini jelas bahwa mahluk hidup yang lain juga mengalami kebinasaan karena dosa manusia (Kejadian 7 : 21).
   
Belajar dari peristiwa air bah Nuh, seharusnya manusia sekarang lebih memperhatikan sikap hidup mereka agar tidak melakukan kesalahan atau dosa yang mengakibatkan penderitaan mahluk hidup yang lain, yang akhirnya berakibat pada penderitaan manusia itu sendiri. Tetapi kenyataannya banyak yang tidak memperhatikan hal ini, terbukti dengan masih banyaknya perbuatan manusia yang mengakibatkan kerusakan alam. Mulai dari penebangan liar, pembakaran hutan, sampai kepada pemanfaatan kekayaan alam yang dieksplorasi sesuka hati. Ditambah dengan pembangunan gedung-gedung berkaca yang ternyata berdampak pada bertambahnya kerusakan alam. Pemanasan global sebagai dampak dari apa yang dilakukan manusia menjadi isu yang paling menonjol akhir-akhir ini. Belum lama ini Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mempublikasikan hasil pengamatan para ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990 - 2005 ternyata telah terjadi peningkatan suhu yang merata di seluruh bagian bumi antara 0,15 - 0,30 derajat Celsius. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 lapisan es di kutub bumi akan meleleh. Dan jika bumi terus memanas, tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar. Jutaan orang akan berebut air dan makanan. Udara akan menjadi sangat panas. Nafas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah yang berada di pesisir akan terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan pulau-pulau. Di Indonesia gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980 - 2002, suhu minimum di Polonia meningkat 0,17 derajat Celcius per-tahun, sementara Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 derajat Celcius per-tahun.
   
Dengan memperhatika kenyataan dan perkiraan di atas, seharusnya kita lebih serius di dalam menanggapi masalah ini. Sebagai orang percaya kita harus sadar bahwa salah satu bentuk panggilan kita adalah menjaga lingkungan hidup. Oleh sebab itu mari kita mulai dari lingkungan di sekitar kita; tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon di halaman rumah, tidak boros dalam pemakaian air, menyediakan penyerapan air yang cukup, dll.

Kejadian 7 : 1 - 24
Air Bah

Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jandan dan betinanya. Juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betinanya, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu".

Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi. Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan istrinya dan istri anak-anaknya karena air bah itu. Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi. Datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi. Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudra raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit. Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham, dan Yafet, anak-anak Nuh, dan istri Nuh, dan ketiga istri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu, mereka itu dan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata yang merayap di bumi dan segala burung, yakni segala yang berbulu bersayap; dari segala yang hidup dan bernyawa datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu. Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahan Allah kepada Nuh; lalu Tuhan menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh.

Empat puluh hari lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat bahtera itu sehingga melampung tinggi dari bumi. Ketika air itu makin bertambah-tambah dan naik dengan hebatnya di atas bumi, dan ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit, sampai lim abelas hasta di atasnya bertambah-tambah air itu, sehingga gunung-gunung ditutupinya.

Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi, burung-burung, ternak dan binatang liar dan segala binatang merayap yang berkeriapan di bumi, serta semua manusia.

Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat. Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu. Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.








Blogged with the Flock Browser

Louis7zen

Name :
Web URL :
Message :