Senin, 21 April 2008

Meninggalkan Kebiasaan Lama

Sebuah survey yang dilakukan di luar negeri menyimpulkan bahwa 65% dari karyawan di setiap perusahaan selalu bergosip di tempat kerjanya. Yang menarik, ada sebuah perusahaan yang memberlakukan peraturan keras kepada karyawannya yang ketahuan bergosip. Tidak tanggung-tanggung, karyawan yang melakukan gosip dan yang mendengarkan gosip tersebut akan langsung dipecat dari perusahaan. Perusahaan tersebut mengajarkan karyawannya untuk membicarakan segala sesuatu secara jujur dan terbuka, betapa pun buruknya apa yang akan dibicarakan.

Entah mengapa kebiasaan bergosip atau membicarakan sesuatu tentang orang lain yang belum tentu kebenarannya, menjadi Hobi yang sangat digandrungi banyak orang. Rasanya orang lebih bersemangat membicarakan kejelekkan orang daripada membicarakan hal-hal penting yang membangun kehidupan diri sendiri dan juga sesama. Saya pernah memperhatikan beberapa karyawati yang baru saja pulang kerja, ketika mereka duduk di dalam angkutan umum, tanpa merasa sungkan dengan penumpang lain mereka begitu asyik menceritakan kejelekkan bos sendiri yang setiap bulan membayar gaji mereka. Godaan untuk bergosip memang cukup besar apalagi kalau lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja kita dipenuhi dengan orang-orang yang suka bergosip. Untuk memagari diri agar tidak ikut-ikutan dengan kebiasaan buruk ini, pertimbangkanlah hal-hal berikut ini:

Pertama, ingat selalu alasan yang utama kenapa kita harus menjaga mulut dan ucapan-ucapan kita, yaitu bahwa Tuhan mewajibkan kita untuk hidup kudus dan benar. Sepertinya kebiasaan bergosip tidak nampak sebagai dosa sehingga banyak orang yang merasa aman-aman saja meskipun mereka sering bergosip bahkan kadang menfitnah. Pemazmur mengatakan bahwa orang-orang yang tidak bercela lakunya, merekalah yang akan diam dalam kemah Tuhan dan dalam gunungNya yang kudus (Mazmur 15 : 1 ).

Kedua, kebiasaan bergosip bisa menghancurkan sesama dan merusak hubungan kita dengan mereka. Gosip tidak pernah membangun, jangan lupa itu. Meskipun orang yang kita sakiti dengan gosip yang kita lakukan mau memberikan maaf, tetapi hubungan itu tidak akan pernah kembali utuh seperti sediakala. Seperti sebuah paku yang dicabut akan tetap meninggalkan bekas. Jadi, lebih baik kita saling menjaga dan hidup dalam keharmonisan.

Ketiga, hukum tabur-tuai masih berlaku. Mungkin hari ini engkau menggosipkan sesamamu. Jangan heran jika suatu hari nanti engkau pun akan menanggung akibatnya, mungkin engkau akan dijauhi dan dimusuhi orang-orang. Sebab itu jangan lakukan sesuatu yang tidak baik jika engkau mau hidupmu tidak bermasalah. Alangkah indahnya jika kita berlaku dan berbicara dengan bijak.

Mazmur 15 : 1 – 3

Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam digunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya.

Blogged with the Flock Browser

Louis7zen

Name :
Web URL :
Message :