Jumat itu cuaca tidak bersahabat. Hujan yang turun yang dimulai sejak malam hari belum juga reda. Jono yang biasanya pulang kerja dengan baik mobil kantor, kali itu diantar oleh temannya dan turun di tempat yang biasa untuk menunggu bis. Ternyata jalanan sudah tergenang air setinggi lutut, sehingga jalanan pun menjadi macet. Sambil berharap mendapat angkutan, Jono berjalan menyusuri tepi jalan raya. Baru lima belas meter berjalan, mata Jono tertuju ke tempat yang lebih kering. Bermaksud hendak ke sana, Jono malah tercebur di selokan yang dalam dan Jono pun tenggelam. Entah kekuatan apa yang mendorong Jono ke atas sehingga tangan jono berhasil memegang tembok selokan bagian atas. Jono berkata, “Untung tidak sampai meninggal.” Dalam keadaan basah kuyup, Jono membersihkan pakaiannya dari berbagai kotoran yang sempat menempel, bahkan dia juga harus mengusir seekor kecoak yang masih keenakan nongkrong di kepalanya. “Untung tidak minum air kotor itu, bahkan tidak ada air yang masuk ke telinga atau hidung,” kata Jono. Jono kembali melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki dan sampai ke tempat di mana banyak orang berkerumun. Mereka juga terjebak banjir! Sekitar satu jam Jono menunggu di tempat itu bersama orang-orang yang senasib. Satu jam berlalu, bis yang diharapkan pun tidak kunjung tiba. Ketika ada truk yang melintas di depannya, setelah terlebih dahulu permisi kepada sopir, Jono dan sembilan orang lainnya naik ke atas truk. “Untung ada sopir truk yang baik hati,” kata Jono dalam hati.
Truk pun berhasil membawa Jono dan sembilan orang lainnya ke tempat yang tidak terkena banjir, sekitar tujuh kilometer jauhnya. “Untung bisa sampai sini,” kata Jono lagi. Di tempat itu sudah berkumpul banyak orang yang sedang menunggu bis dan Jono pun ikut menunggu. Setelah dua jam menunggu, bis pun baru tiba. “Untung masih ada bis yang lewat,” kata Jono kepada seorang ibu yang sedang mengeluh. Setelah berganti angkutan satu kali lagi akhirnya Jono sampai di rumah.
Perjalanan yang biasanya ditempuh selama dua setengah jam, saat itu harus ditempuh selama tujuh jam. “Untung bisa sampai rumah dan bertemu Mama,” kata Jono kepada isterinya yang kemudian berlanjut dengan menceritakan peristiwa yang baru dialaminya tersebut.
Lalu Jono membersihkan diri dan beristirahat. Paginya Jono mencoba menyalakan HP yang ikut terendam, ternyata HP bisa menyala, hanya rusak bagian sinyalnya. “Untung HP hanya rusak bagian sinyalnya, Ma,” kata Jono. Isterinya membawa HP itu ke tukang servis HP dan sekarang HP sudah baik kembali.
Bukan karena Jono orang Jawa sehingga dia selalu menggunakan kata “untung”, tetapi karena dia sadar bahwa semua peristiwa yang menimpanya harus dilihat dari sisi yang positif. Jono tidak menggerutu, ia bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang terjadi. Apakah Anda mau bersyukur kepada Tuhan atas segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup Anda?
Efesus 5: 20
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar