Performa : Vista lebih cepat dengan Service Pack 1 (SP 1)
Untuk menggunakan Windows Vista, Microsoft mensyaratkan sebuah PC dengan minimal prosesor 800 MHz, RAM 512 MB, dan sebuah graphics card yang mendukung DirectX9. Namun dalam praktiknya, Vista hanya layak pakai bila menggunakan prosesor Dual Core dan RAM paling tidak sebesar 1 GB. Bahkan dengan sebuah komputer yang cepat sekalipun, masih muncul masalah dengan kinerjanya. Saat pengguna mendengar musik pada notebook, Vista akan cukup banyak menyedot listrik dari baterai notebook tersebut. Selain itu, proses booting Vista sangat lambat. Hemat resource, stabil, dan cepat memang masih menjadi miliki Windows XP. Namun dengan SP 1, Microsoft menjanjikan Vista yang lebih baik lagi.
Proses copy lebih cepat: Umumnya, sebuah hard disk dapat mentransfer data sebesar 25 MB per detik. Namun, kecepatan ini diperoleh bila tidak ada “pembatasan” dari Vista. Lantaran kurang optimalnya perancangan Vista, kinerja penyalinan data ini jarang diperoleh. Sekarang, Microsoft sudah mengatasi masalah tersebut. Inilah salah satu kelebihan dari Vista SP1. Microsoft mengklaim, data dapat di-copy 25 persen lebih cepat di komputer lokal dan 50 persen lebih cepat untuk penyalinan antar komputer di jaringan. Namun pada saat pengujian, tidak menunjukkan angka yang sama dengan apa yang diklaim oleh Microsoft. Proses copy data pada PC lokal hanya 18 persen lebih cepat dan 33 persen untuk copy data antar jaringan.
Selain itu, informasi pada saat copy data juga telah diperbaiki. Sebelumnya, keterangan waktu yang diberikan tidak akurat. Dengan SP1, waktu penyalinan data cukup akurat meski masih terdapat beda beberapa detik dibanding dengan waktu yang sebenarnya. Untuk penyalinan data yang berisi banyak file dalam jumlah kecil, keakuratannya masih belum sesuai.
Menikmati musik dengan tenang: Saat ini sudah lazim sebuah komputer dapat melakukan tugas-tugas secara pararel. Christoper Strachey merupakan ahli informatika yang berjasa dalam hal ini. Pada tahun 1959, ia mengembangkan sebuah konsep yang disebut Multitasking. Namun, sampai sekarang teknologi ini belum benar-benar optimal. Contohnya di Vista, bila terdapat beberapa aplikasi yang rakus resource dan memory, pengolahan file audio bisa terganggu. Mengapa ini bisa terjadi? Media Player sebagai tools audio player mendapat jatah CPU Time yang terlalu kecil untuk men-decode MP3. Hasilnya, alunan nada yang dimainkan menjadi tersendat-sendat walaupun dijalankan pada lingkungan sistem yang kencang.
Saat dicoba pada sebuah PC dengan prosesor Dual Core 2,4 GHz dengan Windows Vista original, lagu-lagu Manhattan Transfer tidak dapat dinikmati bila pada saat yang bersamaan PC tersebut menjalankan program iTunes, Photoshop, dan Microsoft Word. Dengan SP1, Microsoft dapat mengatasi masalah ini dan mencadangkan CPU Time untuk reproduksi audio dan video. Jangan khawatir aplikasi lainnya menjadi lebih lambat. Windows membagi CPU Time dengan adil untuk semua aplikasi yang berjalan.
Notebook hidup lebih lama: Pengguna notebook boleh bergembira dengan kabar ini. Dengan SP1, daya tahan baterai notebook ber-Vista akan lebih baik. Dalam sebuah pengujian dengan sebuah notebook dari Lenovo, SP1 dapat memperpanjang sekitar 7 persen durasi baterainya.
Untuk memperoleh hasil ini, Vista SP1 mengoptimalkan kinerja komponen yang paling rakus, yaitu display. Di sini, CPU akan diaktifkan dalam Sleep Mode apabila tampilan layar tak berubah dalam waktu tertentu. Sebelumnya, layar dan CPU senantiasa bekerja. SP1 juga mengatasi sebuah bug yang terjadi pada chipset video tertentu. Bila sebuah program secara terus menerus mengakses VSync – Interrupt, sistem tidak dapat masuk ke Sleep Mode walaupun akses tersebut tidak diperlukan sama sekali. Vista SP1 akan memantau interrupt ini dan memastikan aplikasi tersebut aktif kala benar-benar dibutuhkan.
Hard disk menjadi komponen kedua yang banyak menghabiskan daya. Tampaknya, Microsoft telah melakukan perbaikkan di sektor ini meski hasilnya belum maksimal. Dalam beberapa kasus sebelumnya, hard disk masih tetap bekerja walaupun sudah diaktifkan dalam Standby Mode.
Dengan SP1, Microsoft juga telah menyempurnakan masalah kompatibilitas dengan hard disk Hybrid SSD (Solid State Disk). Hard disk model in imemiliki cache berukuran besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data sementara. Sebelumnya, komponen ini bermasalah bila berada dalam Standby Mode. Namun saat diuji, hard disk hybrid ini ternyata tetap tidak mau bekerja sama dengan Vista SP1. Malahan, dari Standby Mode, hard disk dari produsen Samsung dan Seagate membutuhkan waktu sekitar 20 detik untuk proses loading. Selama proses ini, Windows tidak dapat diutak-atik. Icon atau program lain tidak dapat diklik.
Keamanan: Perlindungan lebih baik terhadap virus, hacker, dan sejenisnya
Vista memang relatif aman dibanding XP. Meski demikian, SP1 tetap melakukan sedikit perbaikkan dalam aspek keamanan.
Mengenkripsi semua data: Bila ingin menggunakan program enkripsi Windows BitLocker, pengguna harus memiliki Vista versi Ultimate atau Enterprise. Versi ini memang lebih mahal dibanding versi Home Premium. Bila tidak memiliki dua versi di atas tetapi ingin memperoleh feature enkripsi pada Vista, Anda dapat menggunakan program lain. Untuk tujuan itu, direkomendasikan DriveCrypt Plus Pack dari SecureStar (www.secustar.com). Selama ini, BitLocker memiliki masalah keterbatasan dengan volume / partisi sistem. Dengan SP1, pengguna kini dapat melindungi partisi tambahan agar tidak diakses oleh orang lain.
Update lebih baik: Bila Windows diibaratkan sebuah mobil dengan sistem rem yang rusak, Microsoft pasti menyarankan pengguna untuk melakukan pengereman secara perlahan daripada mengganti kampas remnya. Demikian juga dengan Security Update. Bila Microsoft menemukan sebuah lubang keamanan, maka lubang ini hanya ditambal. Sementara itu, penyebabnya tidak diinformasikan. Dengan Vista, anggapan ini sudah berubah karena Vista merupakan sistem operasi pertama dari Microsoft yang dikembangkan dengan konsep SDL (Secure Development Lifecycle). SDL merupakan strategi keamanan baru dari Microsoft. Sejak pengembangan sistem baru ini, para enginer Microsoft membuat analisis jenis-jenis ancaman yang aktual maupun berpotensi yang terjadi di masa depan. Programer-nya mempersenjatai sistem operasi keluaran Microsoft sehingga kebal terhadap ancaman bahaya. Berkat SDL, sekitar 50 persen update tidak lagi diperlukan. Dengan SP1, Vista juga mendapat SDL Update yang membuat beberapa komponen menjadi lebih aman.
Informasi lebih akurat: Untuk mengetahui apakah antivirus atau firewall sudah diaktifkan atau di-update, Vista tidak lagi menginformasikannya melalui Security Center. Teknik baru ini mulai diberlakukan di SP1. Alasannya, dalam kasus tertentu, software yang suspicious dapat memodifikasi status dalam aplikasi dalam Security Center. Jadi, Windows menampilkan indikator hijau tetapi kenyataannya firewall ternyata belum diaktifkan. Security tools ini melaporkan statusnya ke Windows Monitor melalui interface yang lebih aman. Dengan SP1, pengguna dapat lebih tenang apabila Windows melaporkan semuanya dalam status OK.
Kestabilan: Mulai SP1, Vista akan lebih stabil
Vista juga tidak terlepas dari masalah bluescreen. Sebenarnya, masalah crash sudah jarang terjadi. Namun, Vista yang dikatakan telah stabil ternyata tidak sepenuhnya benar. Service Pack ini telah mengoreksi beragam masalah yang dilaporkan ke Microsoft melalui Windows Error Reporting Tool.
Tidak adal lagi masalah hilang data: Sebelum menarik USB flashdisk, prosedur untuk mencabut perangkat USB ini harus dilakukan melalui sebuah tools. Sering kali, prosedur ini akan membuat Vista menampilkan bluescreen. Bila USB flash disk langsung dicabut, data di dalamnya berisiko hilang. Dengan SP1, Microsoft telah mengoreksi manajemen cache Vista, terutama pada media NTFS. Namun demikian, USB flashdisk masih tidak boleh dicabut begitu saja. Bila tetap melakukannya, memang data belum tentu hilang.
Driver lebih baik: Masalah driver dan software dari pengembang lain merupakan sumber utama munculnya crash. Dengan SP1, masalah kompatibilitas semakin diperbaiki. Microsoft bahkan telah mengaktualkan driver untuk perangkat wireless network sehingga lebih mendukung WLAN Connect. Pada jaringan wireless, jangkauan tergantung lokasi dan daya pancar router. Namun dengan SP1, jangkauan sebuah router diharapkan bisa lebih baik.
Dukungan terhadap hardware baru: Selain menawarkan beragam bugfix, SP1 juga menambah dukungan untuk berbagai hardware baru. Vista SP1 sekarang dapat membaca media yang menggunakan sistem file baru exFAT. Jadi, Windows dapat diigunakan untuk media storage dengan kapasitas lebih besar, terutama untuk flash memory card dan USB flashdisk. Bahkan Vista dapat membaca SD Card dengan teknologi SD ADMA (Advanced DMA) dan menawarkan kecepatan transfer yang lebih besar dengan beban prosesor yang lebih kecil. Sistem PC baru dengan EFI-BIOS sekarang juga dapat menggunakan Windows Vista.
Cara mendapatkan Vista SP1
Ada beberapa cara untuk mendapatkan SP1 Windows Vista. Saat ini, Microsoft hanya menyediakan SP1 melalui Windows Update dan download langsung ke website Microsoft. Cara yang paling disarankan Microsoft adalah menggunakan jalur Windows Update. Dengan cara ini mensyaratkan koneksi Internet yang cukup memadai. Besarnya file update yang harus di-download tidaklah terlalu besar, sekitar 65 MB apabila Anda rajin melakukan update. Bagi yang melakukan instalasi baru Vista, jarang melakukan update atau tidak memiliki koneksi Internet yang cukup kencang sebaiknya mengambil cara lain yaitu dengan mendownload file-nya dari website Microsoft, http://go.microsoft.com/fwlink/?Linkld=107075. Besar file kurang lebih 450 MB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar