Kekayaan dan uang yang banyak merupakan impian hampir semua orang. Kalau bicara jujur, tak seorang pun yang memilih menjadi orang miskin yang serba kekurangan. Kita bekerja keras dengan harapan mendapatkan penghasilan yang lebih guna meningkatkan taraf hidup. Tetapi, karena begitu terobsesi dengan uang dan kekayaan, banyak orang mengambil jalan pintas yang salah.
Suatu hari teman saya menceritakan tentang saudaranya yang bekerja di sebuah instansi pemerintah. Saudaranya itu mendadak kaya hanya dalam waktu satu tahun. Ia memboyong anak dan isterinya, pindah dari rumah mereka yang sederhana ke sebuah rumah mewah di kawasan elite. Di garasinya terparkir dua buah mobil mewah, sedangkan di depan rumah ada sebuah mobil sederhana.
“Mengapa jika ke mana-mana engkau jarang memakai mobil mewahmu itu dah hanya memakai mobil jelek itu?” tanya teman saya itu pada suatu hari.
“Ah, nggak enak dilihat orang,” katanya. Belakangan teman saya yang mengasihi Tuhan tersebut mengetahui alasan sebenarnya mengapa saudaranya itu jarang memakai mobil mewahnya jika keluar rumah. Ternyata semua itu didapatkan dengan cara yang tidak halal.
“Pantas saja kamu mendadak kaya, padahal kami semua tahu berapa penghasilan kamu. Jangan begitu, jika semua terungkap, kamu pasti malu. Kamu mungkin bisa mengelabui orang dengan mengatakan bahwa kamu punya usaha sampingan ini dan itu, tetapi ingat bahwa Tuhan tidak akan mendiamkan ini,” kata teman saya coba menasihati saudaranya. “Sudahlah, saya tidak ingin bertengkar dengan kamu. Jalan saya ya jalan saya, kamu jalani saya jalan kamu sendiri,” jawab saudaranya.
Uang dan kekayaan bisa membutakan mata orang sehingga tidak lagi peduli dengan cara apa ia mendapatkan semua itu. Terkadang kita bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia berdiam diri terhadap orang-orang yang tidak jujur. Mereka semakin merajalela dengan kejahatan mereka dan sepertinya mereka aman-aman saja. Aneh memang….orang bahkan menyebut mereka sebagai orang-orang yang diberkati Tuhan. Tetapi, mari kita melihat kembali apa yang firman Tuhan katakan tentang mereka yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya, “Celakalah mereka….,” kata firman Tuhan. Mazmur 37: 16 – 17 berkata, “Lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik, sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar.”
Tetaplah berjalan pada jalan yang dikenan Tuhan, berusahalah dan harapkan berkat yang berkenan padaNya. Jangan menempuh jalan yang tidak jujur, karena ia menawarkan sesuatu yang hanya bersifat sementara. Akan tiba saatnya di mana Tuhan akan menghajar orang-orang yang berlaku tidak jujur, karena apa yang mereka dapatkan dengan cara yang tidak jujur, akan “berteriak-teriak” mengumandangkan kejahatan mereka.
Habakuk 2: 6 – 11
Penghukuman atas para penindas
Bukankah sekalian itu akan melontarkan peribahasa mengatai dia, dan nyanyian olok-olok serta sindiran ini. Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya – berapa lama lagi? – dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian.
Bukankah akan bangkit dengan sekoyong-koyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka?
Karena engkau telah menjarah banyak suku bangsa, maka bangsa-bangsa yang tertinggal akan menjarah engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota, dan seluruh penduduknya itu.
Celakalah orang yang mengambil baya yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka!
Engkau telah merancangkan cela ke atas rumahmu, ketika engkau bermaksud untuk menghabisi banyak bangsa; dengan demikian engkau telah berdosa terhadap dirimu sendiri.
Sebab batu berseru-seru dari tembok dan balok menjawabnya dari rangka rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar