Minggu, 11 Mei 2008

Rela meninggalkan Kemewahan Dunia

Rela meninggalkan Kemewahan Dunia

Ibrani 11: 24 – 26

Ari Wibowo, siapa yang tidak mengenal laki-laki ganteng pemeran utama sinetron terpanjang “Tersanjung” itu? Dia mengawali kariernya di dunia seni pada tahun 1986 dan sejak tahun itu namanya terus meroket. Dia banyak mendapat penghargaan, seperti Bintang Paling Berkilau 2000, Bintang Drama Televisi Pria Favorit 2000, Bintang Sinetron Pria Berbinar 2001, Bintang Iklan Pria Berbinar 2001, Bintang Pria Paling Tampan, Bintang Pria Paling Jantan, Bintang Pria Paling Disukai Hasil Survey Frontier.

Dia juga mendapat tawaran dari berbagai pekerjaan bidang seni, seperti peragawan, foto model, film sinetron, bahkan dalam dunia tarik suara. Dalam waktu yang tidak lama, kehidupan glamour dan kelimpahan materi pun sudah diraihnya. Dia mengaku bahwa semua keinginannya sebelum menjadi selebriti kini sudah dicapainya. Tapi, menarik sekali untuk memperhatikan apa yang dikatakannya setelah dia mengenal Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh, “Setelah semua keinginan tercapai, saya baru sadar bahwa manusia seringkal imengejar hal yang salah. Karena saya pernah ada di zona seperti itu, saya ingin menyadarkan orang lain termasuk teman-teman saya agar jangan mengejar materi,”.

Soal kemungkinan turunnya pamor karena imamnya kepada Tuhan, Ari Wibowo berkata, “Kalau memang sudah selesai, saya sudah siap dan itu bukan masalah besar,”. Dia juga rela meninggalkan hingar-bingar dunia malam yang dahulu menjadi “teman akrabnya”. Yang jelas pengenalannya akan Tuhan membuat fokus kehidupannya tidak lagi pada gemerlapnya dunia, tetapi kepada Tuhan, sekalipun dia masih bisa menekuni pekerjaannya.

Hal yang sama juga pernah terjadi dalam kehidupan Musa. Menjadi anak Puteri Firaun adalah status yang luar biasa tingginya. Segala kemewahan dan popularitas sudah pasti ada dalam genggamannya. Sekalipun kemungkinan besar Musa tidak bisa mewarisi takhta Kerajaan Mesir, karena hal takhta tidak biasa melalui jalur perempuan (karena ia anak angkat Putri Firaun), tetapi posisi itu jelas memberikan kesempatan kepada Musa untuk menunjukkan kuasa baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan. Tetapi, hal-hal itu tidak menyilaukan mata Musa, karena Musa sadar semua hal itu bersifat sementara. Musa memilih meninggalkan gemerlapnya dunia dan rela hidup bersama umat TUHAN sekalipun di dalam penderitaan. Musa berimam kepada TUHAN yang akan memberikan “upah” kepadanya ketika dia tertantang untuk meninggalkan kemewahan dunia bagi kepentingan umatNya.

Lihatlah betapa mudahnya orang yang dulunya memperkenalkan diri sebagai orang yang berimam, sekarang terang-terangan meninggalkan imamnya hanya untuk menikmati kekayaan dan kekuasaan duniawi. Waspadalah, sebab hal itu bisa terjadi pada diri kita sendiri. Oleh sebab itu, sebagai orang berimam, mari kita siapkan diri kita untuk rela meninggalkan gemerlapnya dunia dan memilih untuk tetap berimam kepada Tuhan.

Ibrani 11: 24 – 26 : Karena imam maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun. Karena ia lebih suka menderita sengsara sebagai umat Allah daripada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya, ia arahkan kepada upah.

Tidak ada komentar:

Louis7zen

Name :
Web URL :
Message :